Rekan-rekan sahabat guru, adik-adik santri. Saya ingin mengingatkan diri dan rekan-rekan semua, hari ini ada Jannah di rumah kita, ada Jannah di dekat kita. Kalimat ini dulu saya munculkan sekitar 10 atau 12 tahun yang lalu.

Kala itu saya memiliki teman seorang aktivis yang penuh semangat dalam amalan-amalan baik, bersemangat dalam urusan dakwah tapi saya melihat ada sedikit kekurangan, namun kalau kita lihat dari kasusnya ini bukan problem kecil tapi satu masalah besar dan sangat sakral.

Kenapa ini saya katakan masalah sakral dan besar? Karena dia sebagai seorang aktivis dakwah terkadang tidak bisa menghormati orang tuanya, tidak bisa memuliakan orang tuanya. Maka saya sampaikan kepada teman itu, “Anda pergi jauh-jauh untuk meraih surga, padahal sebenarnya surga itu ada di rumah anda, sedang bersama anda, bahkan sangat dekat dengan anda.” Namun anda pergi keluar. Anda begitu bersemangat mengeluarkan biaya yang besar untuk urusan dakwah. Padahal sebenarnya di rumah itu anda memiliki sesuatu yang lebih mahal. Sesuatu yang lebih berharga.

Sesibuk apapun kita, sepadat apapun kegiatan kita, tidak boleh terlepas dari berbakti kepada orang tua. Di dalam kelas training saya sering melarang peserta menggunakan handphone untuk berkomunikasi karena dapat berakibat hilang fokus terhadap materi. Siapa pun yang menghubungi tidak boleh menerima panggilan telepon selama training berlangsung.

Tapi sesudah itu saya katakan lagi kepada para peserta, jika orang tua anda yang menelpon maka segera angkat untuk menjawab, tidak perlu izin kepada saya selaku pemateri, jangan banyak pikir dan jangan merasa terganggu dengan suara telepon dari orang tua anda karena mahalnya harga Jannah. Ini berlaku untuk seorang peserta laki-laki. Namun bagi peserta perempuan atau ibu-ibu jika yang menelpon itu suami anda maka segera angkat.

Selain orang tua bagi si anak dan suami bagi si istri, maka jangan pernah mengangkat telpon jika sedang berlangsung traning. Orang yang lain harus tahu bahwa anda sedang berkegiatan.

Seorang laki-laki pernah datang menjumpai Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lantas menyampaikan keinginannya untuk berjihad terjun ke medan perang.
Pinta pemuda itu, “Wahai Rasulullah, saya sekarang telah memeluk agama Islam, dan saya telah berba’iat kepada engkau untuk berjihad.
maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya.
“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘Ya, masih wahai Rasulullah.”
Beliau pun bersabda,
فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ.
“Maka pada keduanya, hendaklah engkau berjihad (berbakti).’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Begitu pentingnya orang tua bagi seseorang anak. Tentunya Rasulullah mempunyai alasan khusus mengapa melarang seorang pemuda untuk pergi berjihad padahal pada pemuda lain Rasulullah menerima permintaan mereka untuk berjihad.

Nabi bersikap bijak melihat perilaku atau sikap pemuda tadi, sembari mengatakan lebih baik lelaki itu tetap menjaga dan merawat kedua orang tuanya, daripada ikut terjun ke medan pertempuran. Bisa jadi pemuda itu lebih dibutuhkan oleh orang tuanya dibandingkan pergi untuk berjihad dan Rasulullah mengetahui itu. Maka dapat kita simpulkan betapa besarnya pahala berbakti kepada kedua orang tua bahkan menyamai pahala jihad.

Sahabat guru dan anak-anakku para santri sekalian.

Momen liburan ini adalah waktu yang tepat untuk memaksimalkan diri berbakti kepada orang tua. Jika pesantren adalah tempat belajar berkhidmat, maka rumah adalah tempat praktik sesungguhnya.

Apa saja yang bisa dilakukan saat liburan bersama orang tua?

Buatkan teh hangat special di pagi hari untuk ayah dan bunda. Buatlah masakan kesukaan mereka saat engkau di rumah. Kini giliranmu yang memasakkan orang tuamu. Cucikan pakaian mereka. Seterikakan pakaian itu sebagaimana mereka melakukannya saat kita masih kecil. Cucikan motor/mobil orang tua. Bersihkan lingkungan rumah. Antarkan bundamu ke pasar untuk belanja. Pijatlah ayah bundamu sambil engkau mengobrol tentang aktivitas di pesantren. Buktikan bahwa kehadiranmu membawa kebahagiaan.

Luangkanlah waktu kepada orang tua, sesibuk apapun jangan lupa berbakti, sepadat apapun kegiatan jangan lupa menghormati, memberikan perhatian yang lebih kepada mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini