Ucapan terimakasih terlihat sederhana namun memiliki efek yang luar biasa. Kalimat ringan dan mudah diucapkan oleh siapa pun. Terlebih ketika seseorang berbuat baik kepadanya.

Tentu ini sebuah kalimat berharga dan penting diucapkan sebagai bentuk penghargaan terhadap orang yang telah memberikan pertolongan atau berbuat baik kepadanya.

Sering orang salah memahami kapan ucapan terima kasih itu harus diucapkan dan kepada siapa harus diutamakan. Sudah jadi kebiasaan manusia, ketika ada seseorang berbuat baik kepadanya maka ucapan terima kasih pun diucapkan oleh yang menerima kebaikan tersebut, bukankah demikian?

Nah, maka orang yang paling layak untuk mendapatkan ucapan terima kasih dari kita justru mereka yang senantiasa menegur kita saat kita lupa atau salah. Kok bisa? Iya. Sebab, teguran tersebut merupakan bentuk kepedulian atau bentuk upaya perbaikan untuk kita.

Saling menasihati adalah perintah yang harus dijalankan di antara sesama muslim. Satu nasihat atau teguran atas kesalahan kita, itu lebih berharga daripada pemberian dalam wujud materi.

Kadang ketika ada teman yang memberikan sesuatu yang kita suka seperti pakaian, makanan atau bahkan uang, secara spontan mulut kita mengucapkan terima kasih kepadanya. Karena itu sesuatu yang kita suka.

Mestinya, ucapan itu juga kita ucapkan ketika ada teman yang menegur kesalahan kita. Bukankah teguran itu bagian dari kebaikan untuk kita? Bukankah teguran itu sesuatu yang kita butuhkan saat kita salah? Bukankah teguran itu akan menyelamatkan kita dari bahaya yang mengancam hidup kita? Kalau kita paham soal ini, maka belajarlah untuk senantiasa berterima kasih kepada siapapun yang menegur kita.

Misalnya sebagai santri, ketika lupa merapikan atau keliru meletakkan buku saat masuk kamar, maka kalau ada teman yang mengingatkan, kita harus berterima kasih kepadanya. Karena dengan teguran tersebut kita tidak termasuk santri yang melanggar aturan. Demikian juga dengan seorang ustadz, jika kita lupa jadwal mengajar, lalu ada yang mengingatkan maka segera berterima kasih kepadanya. Karena dengan teguran itu, kita tidak termasuk bagian dari guru yang melanggar kesepakatan. Dan itu, berefek pada hilangnya keberkahan gaji atau mukafaah bulanan guru.

Sebuah nasihat yang perlu kita ingat bersama bahwa jika ada orang yang menegur atau mengingatkan kita, maka ucapkan terima kasih atau ucapan yang lebih baik: Jazakumullah Khairan Jaza’. Bagaimanapun bentuk nasihatnya, baik yang menyenangkan hati atau bahkan nasihat yang tidak enak didengar sekalipun, berusahalah untuk tetap berterima kasih kepadanya.

Membiasakan diri dengan hal tersebut, secara tidak langsung, kita sedang melatih diri untuk lebih leluasa menahan segala kritikan pedas dari orang lain. Sehingga ketika ada orang yang menegur atau mengingatkan kesalahan kita, kalimat pertama yang terucap hanya kata-kata terima kasih atau jazakumullah Khairan. Tentu diucapkan dengan bahasa atau intonasi yang lembut. Dan salah satu efek positifnya untuk kita adalah orang-orang akan senang menasihati dan mengarahkan kita kepada hal yang lebih baik.

Sebaliknya, kalau kita enggan berterima kasih saat dinasihati atau ditegur, orang pun akan acuh dengan kekeliruan kita. Mereka abai dengan kesalahan kita. Justru kesalahan itu menjadi bahan pembicaraan negatif ketika saat kita tidak bersama mereka.

Bukankah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam juga menganjurkan kita untuk senantiasa berterima kasih atas segala kebaikan yg diberikan kepada kita?

Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda;

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوْفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا؛ فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ

“Barang siapa diperlakukan dengan baik lalu ia mengatakan kepada pelakunya, ‘Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan’, dia benar-benar telah menyanjungnya.”  (Shahih Sunan at-Tirmidzi, no. 2035; cet. al-Ma’arif)

Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menegaskan,

لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

“Seseorang belumlah dianggap bersyukur kepada Allah jika ia tidak tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. al-Bukhari)

Jadi, dengan mengucapkan jazakumullah khair, kita tidak hanya berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik pada kita. Namun, dalam ucapan tersebut juga mengandung doa kebaikan untuknya. Walaupun terbilang remeh, tapi itu cukup berarti bagi seorang mukmin. Maka teruslah belajar berterima kasih kepada orang yang menasihati dan menegur kita. Barakallahu fiikum!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini