Para pendidik adalah pengendali dalam proses pembelajaran anak. Dalam mendidik, seorang guru harus kreatif dan cerdas dalam mencari ide agar ilmu dapat dipahami dengan baik oleh muridnya. Tidak boleh kaku atau monoton dengan satu cara saja.

Sebagaimana filosofi dari menerbangkan layang-layang, seorang pendidik harus paham kapan ia harus menarik dan kapan ia harus mengulur.
Ya, sebagaimana menerbangkan layang-layang perlu tarikan kencang agar layang semakin tinggi terbangnya, dan pada suatu waktu layangan yang sedang terbang perlu diulur agar tidak berlebihan dalam tarikan karena akan mengakibatkan layangan putus.

Sebagus apapun layang layang, jika tidak ada pengendali yang piawai menerbangkannya maka ia tidak bisa terbang dengan baik. Butuh kecerdasan melihat cuaca yang baik agar layang bisa terbang leluasa tanpa gangguan angin yang berhembus kencang. Butuh kelihayan dalam menarik dan mengulur. Selain itu, ia juga butuh tempat lapang tanpa pepohonan yang berpotensi layang-layang tidak bisa terbang.

Jadi para pendidik harus kaya akan strategi. Guru atau pendidik itu sebagai pengendali terhadap anak yang sedang ingin menggapai cita-cita setinggi langit. Mereka adalah para pewaris masa depan. Butuh uluran lembut yang membuat ia bisa menjaga keseimbangan dalam proses pendidikan. Memang di awal dalam mendidik, membina, mengasuh itu harus dengan tarikan kencang demi menghidupkan budaya kedisiplinan tapi kalau didikan itu terlalu ketat maka ia bisa putus.

Artinya, dalam perjalanan mendidik itu diperlukan menarik sebagi wujud dari penanaman kedisiplinan. Tapi, ia juga perlu dikendorkan agar mereka tidak berontak, bosan dan suasananya tidak tegang setiap saat.

Mengulur agar kendor bukan berarti mengabaikan kedisiplinan. Namun, ia memberikan sedikit ruang agar anak bisa bernafas lega, bergerak leluasa. Maka kuncinya tetap tidak boleh lepas dari pengawasan orang tua atau guru.

Anak didik akan jenuh jika ia meras setiap aturan dan tugas bertubi-tubi dibebankan padanya. Mereka bisa berada dalam kekuan aturan. Maka diperlukan suasana pencair. bisa dengan cara mengajak mereka refresing sejenak, berenang, masak rame-rame, buat perlombaan atau hiburan lainnya yang bisa menghilangkan kejenuhan dan rasa penat pada diri mereka.

Inilah yang dinamakan dengan Tarik ulur layang layang agar ia mencapai ketenagan. Tidak oleng ke kiri atau ke kanan. Apalagi layang-layangnya sampai jatuh.

Semua orang sepakat jika pola pengasuhan anak itu tepat maka karakternya pun terbentuk dengan baik. Intinya, dalam kita membina siswa, mendidiknya perlu seperti menerbangkan layang-layang. Tarik kencang agar terbang dan kendorkan pelan-pelan agar tidak putus karena teralulu kencang. Kalau tidak maka anak-anak akan terkesan seperti robot yang beraktivitas tanpa rasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini