Anak-anakku para santri di semua pesantren. Saat ini kalian sedang menjalani masa libur setelah selama dua pekan menempuh masa ujian. Dalam kondisi tersebut tentunya kalian sedang tidak beraktivitas di pesantren.

Sebagaimana yang telah saya singgung di judul tulisan yang lain beberapa waktu yang lalu, momen liburan itu adalah momen para santri belajar semasa di rumah, di pesantren libur bukan berarti semua aktivitas juga libur, tentunya aktivitas yang bernilai positif.

Banyak kegiatan yang bisa kalian lakukan diantaranya healing berpergian jauh atau dalam Islam dikenal dengan sebutan “Safar” ke tempat yang baik dengan niat yang baik pula.

Maka pada kesempatan ini, saya berpesan kepada anak-anakku semuanya, “Bersafarlah dengan orang yang lebih tua (tentunya orang yang memiliki Budi luhur baik) agar kita belajar adab dari mereka”. Belajar adab adalah belajar melayani, belajar adab adalah belajar menghormati, belajar adab adalah belajar melakukan yang terbaik kepada orang lain. Intinya banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari mereka.

Sebagaimana Anas bin Malik, sahabat satu ini dikenal sebagai khadim Rasulullah, yang selalu melayani Nabi. Di umur yang sangat belia ibunya bernama Ummu Sulaim menghibahkan beliau untuk melayani Rasulullah di sepanjang kehidupan.

Ia senantiasa bersama Nabi baik disaat mukim maupun bersafar, maka tidak heran jika kita melihat beliau sebagai sosok sahabat yang sangat sempurna dalam segala hal, baik ibadahnya maupun keilmuannya.

Melayani seorang Rasul merupakan sesuatu yang sangat istimewa bagi anas bahkan bagi semua orang menginginkan demikian, selain sebagai orang yang lebih tua darinya juga sebagai seorang Nabi.

Anas menjadi seseorang yang sangat dekat dengan Rasulullah. Ia adalah seseorang yang bisa mengamati Rasulullah dari dekat, sehingga ia banyak menyerap ilmu dari Rasulullah. Anas mengetahui dengan baik perilaku Nabi Muhammad di kesehariannya, yang kemudian membuatnya mengetahui kebaikan akhlaq Nabi. Anas juga mendampingi Nabi saat safar dan berjihad.

Bahkan rata rata hadist yang bersinggungan dengan safar Anas bin Malik yang meriwayatkannya, anas mengetahui betul soal Safar nya Nabi karena sering melakukan safar bersama.

Anas bin Malik juga mendengar begitu banyak sabda-sabda Rasulullah, sehingga ia merupakan Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist. Bahkan Anas bin Malik merupakan Sahabat Rasulullah yang banyak meriwayatkan Hadist di urutan ketiga, setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar. Berguru langsung dari Rasulullah membuatnya mendapatkan 2.286 hadist.

Keistimewaan lain yang dimiliki Anas adalah mendapatkan doa dari Rasulullah. Rasulullah pernah memberikan doa yang indah untuk Anas. Beliau berdoa, “Ya Allah, berikanlah ia harta yang melimpah, keturunan yang banyak, panjangkanlah umurnya, dan masukkanlah ia ke dalam surga”.

Nah, sungguh banyak keutamaan yang bisa kita ambil jika kita berteman dan bersafar dengan orang yang lebih tua dari kita, orang yang lebih berilmu dan baik akhlaknya.

Memang benar safar (perjalanan jauh) adalah suatu hal yang menyulitkan. Namun di saat sulit semacam itu, Allah memberikan kita kesempatan untuk banyak berdo’a dan di situlah waktu mustajab, mudah dikabulkan do’a.

Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzhalimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.” (HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862.)

Walaupun nantinya akan banyak hal yang kita jumpai dalam safar tidak mengasyikkan Karena kondisi sulit dalam safar, hati pun akhirnya pasrah. Nah, saat hati begitu pasrah, itulah momen mudah diijabahinya do’a.

Dengan segala kesulitan yang didapat. Akhirnya seorang hamba pun mengikhlaskan diri beribadah pada-Nya. Jika kondisi seseorang demikian, maka do’a yang ia panjatkan akan makin mudah diijabahi. Semakin lama seseorang bersafar, semakin dekat pula do’a itu dikabulkan.

Maka jangan sia-siakan waktu terbaik ini, saat safar ada banyak hal baik yang bisa kita lakukan, saat Safar ada hal yang bisa lebih kita utamakan terhadap orang lain, saat Safar mungkin nantinya banyak terdapat kekurangan pada kita maupun pada orang lain maka disitu kita saling menutupi kekurangan-kekurangan tersebut.

Saat safar kita belajar adab. Bagaimana melakukan sesuatu dengan sebuah pengorbanan lebih, disitu terdapat akhlak yang sangat baik yang bisa kita contoh, diantara akhlak yang bisa kita terapkan yaitu seperti itsar, iffah.

Dalam Safar terkadang banyak kondisi tidak normal dengan sukarela kita bisa melakukannya. Maksudnya apa? Terkadang ada orang yang dalam kehidupan sehari-hari makan dan minumnya banyak, namun dikarenakan akhlak saling berbagi, menjadikan makan ala kadarnya, yang akhirnya kebiasaan makan banyak bergeser jadi sedikit, minum banyak jadi sedikit dan yang biasanya pakaian ada banyak pilihan, di waktu safar jadi sedikit. Namun tetap bersyukur.

Maka disitulah kita belajar adab dalam bersafar, jadi bersafarlah dengan orang-orang yang baik karena dalam Safar itu akan memberi pengaruh kepada kita dari orang tersebut, dengan orang-orang yang lebih tua agar kita belajar adab dari mereka. Selamat menikmati hari liburan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini