Sebagai wujud kepedulian kepada seluruh pesantren yang ada di Indonesia. DEA juga memiliki program pendampingan pesantren yang selama ini secara intens bekerjasama dengan DEA.

Pada kesempatan ini. DEA mendampingi pesantren Tahfizhul Qur’an Nurul Ummah di Banyumas Jawa Tengah, pada Sabtu, 4 Februari 2023.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan paling tua yang pernah ada di Indonesia dan terbukti masih tetap eksis hingga saat ini. Sampai tahun 2023 sekarang begitu banyak lembaga berbasis pesantren bermunculan. Tentunya tidak hanya bermodalkan semangat namun berangkat dari tanggung jawab dalam mengemban misi dakwah perbaikan akhlak dan moral dari sejak dini pada diri setiap anak muslim.

Pengelolaan pengasuhan pesantren tentunya perlu dirumuskan dengan konsep manajemen keislaman secara matang, agar mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Menjadikan para guru atau pengasuh yang bisa berperan aktif sebagai orang tua bagi peserta didik. Orang tua atau wali santri terjalin hubungan harmonis dengan pihak pesantren.

Oleh karena itu, kegiatan pendampingan yang diusung oleh DEA ini secara khusus bertujuan untuk menyosialisasikan pentingnya perbaikan sistem pendidikan dan pengasuhan yang kekinian (masih dalam bingkai syariat Islam) bagi Pondok Pesantren di seluruh Indonesia.

Semoga hadirnya DEA bisa memaksimalkan kualitas pesantren baik input santri hingga output alumni pesantren itu sendiri.

Alhamdulillah, sudah sampai di hari kedua pendampingan. DEA membersamai pesantren Nurul Ummah dalam pertemuan dengan wali santri, dengan tema “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Di Pesantren”.

Adanya kerjasama orang tua dengan guru maupun pihak pesantren sangatlah dibutuhkan demi perkembangan peserta didik dan lancarnya proses pendidikan di pesantren. Orang tua harus dekat dengan pengasuh atau guru agar mendapatkan informasi lengkap mengenai si anak dengan tujuan supaya guru itu lebih mengenal anak didiknya secara spesifik.

Orang tua menitip anaknya di pesantren setelah sekian tahun mengasuh. Tentunya memiliki harapan yang sangat besar.

Kata “TITIP” terdengar mudah ketika diucapkan namun butuh perjuangan untuk dilakukan, butuh proses mengenyampingkan rasa seorang ibu dan ayah karena berpisah dari anak yang sangat dicintai dan diharapkan kebersamaan dengannya sepanjang waktu.

Namun dengan sukarela orang tua harus menitip anaknya di pesantren demi tercapainya sebuah harapan yang sudah diimpikan sejak lama.

Orang tua harus bisa menjadi orang yang tega melepaskan anak ke pesantren, artinya orang tua tidak boleh sedih dan percaya kepada pesantren.
Orang tua harus ikhlas demi tumbuh dan berkembangnya si anak di pesantren untuk masa depan yang gemilang.

Orang tua harus tawakal berserah diri kepada Allah, senantiasa mendoakannya dan berpikir positif terhadap proses pendidikan anaknya di pesantren.
Orang tua harus meningkatkan ikhtiar dalam memenuhi kebutuhan anak selama di pesantren.

Orang tua harus percaya terhadap para guru dan lembaga pesantren. Karena itu merupakan modal utama kesusksesan anak. Harus ada keyakinan diri bahwa segenap program dan sajian aktivitas yang diselenggarakan pesantren merupakan bagian dari proses pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter anak .

Orang tua harus memiliki kepercayaan penuh kepada pengasuh dan senantiasa menjalin komunikasi intens dengan pihak pesantren.

Karena kunci suksesnya sebuah pendidikan berawal dari bagusnya kerjasama orang tua dengan pesantren.

Ingin pesantren anda mendapatkan pendampingan khusus dari Tim DEA?
Untuk mewujudkan visi misi pesantren lebih berkembang ke depannya?

Yok… Segera bergabung bersama DEA.

☎️ Info perdaftaran
0821-4210-0160 (Mr. Poo)
0821-2881-8907 (Syamsudin)

🔗 link pendaftaran 👇
https://kafainstitute.com/kelasteladan/

Baarakallahu fiikum..

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini