Sahabat-sahabat guru dan anak-anakku para santri!

Hidup di dunia ini enggak ada kata yang tidak mungkin. Semuanya bisa jadi mungkin. Semua harapan bisa dicapai. Kuncinya hanya satu, senekat apa usaha kita untuk mewujudkannya. Sesungguh apa kita menyusun program dan menjalankannya.

Mungkin pernah terdengar oleh kita salah satu kata bijak, “Untuk meraih seribu kebahagiaan maka perlu seribu pengorbanan.” Begitulah kehidupan dunia, ada sebab dan akibatnya. Keberhasilan sangat bergantung pada tingkat perjuangan. Ketika kita ingin sesuatu yang besar maka lakukanlah hal-hal yang besar.

Kesungguhan dan keberanian dalam bertindak adalah modal utama meraih keberhasilan. Dalam segala aktivitas. Misalnya, santri yang berprestasi di sekolah. Apa yang diraihnya itu bukan hanya sebuah keberuntungan. Tapi, ada usaha nyata yang ia korbankan selama proses belajar. Bisa jadi, ia rela tidak jajan demi membeli buku untuk belajar. Ia rela bangun di malam hari demi mengulang pelajaran yang akan diuji pada esok hari. Pastinya, usaha dan kerja keras telah ditempuhnya hingga ia mampu meraih hasil yang memuaskan.

Nekat adalah modal utama dalam melangkah

Semua hal yang dianggap mustahil akan mungkin diwujudkan jika kita sungguh-sungguh mewujudkannya. Nekat adalah modal utama dalam melangkah. Lakukanlah sesuatu sesegera mungkin. Jangan berdiam diri dengan segala pikiran pesimis yang membuat tekad menjadi pudar. Putuskan untuk sebuah hasil di masa yang akan datang.

Kita bisa melihat bagaimana tekadnya orang-orang hebat terdahulu dalam meraih sebuah impian. Keberanian dan kesungguhan yang luar biasa meraka tempuh demi meraih apa yang diinginkan. Walhasil, impian meraka pun berhasil diraih sesuai dengan yang diinginkan. Muhammad Al Fatih adalah satu contohnya. Sang penakluk Konstantinopel ini menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya.

Keputusan menaklukkan Konstantinopel pada usianya yang tergolong sangat muda, membuat ia diremehkan oleh musuhnya atau bahkan dipandang sebelah mata oleh sebagian tentaranya sendiri. Namun itu semua tidak membuat ia ciut dan minder. Justru dengan impiannya itu ia ingin membuktikan bahwa apa yang tidak mungkin akan menjadi mungkin.

Bertekad membuktikan dirinya di mata tokoh-tokoh senior dan masyarakat Turki Utsmaniyah, Muhammad Al Fatih ingin mewujudkan tujuan utamanya, yaitu penaklukan Konstantinopel, ibu kota Bizantium (Romawi Timur). Dia segera mempersiapkan bangsanya untuk pertempuran yang bersejarah.

Berpuluh-puluh tahun Konstantinopel tidak bisa ditaklukkan. Para pemimpin sebelum Alfatih sudah pernah mencobanya namun tidak ada yang bisa. Hanya Muhammad al-Fatih yang bisa. Salah satu moment yang sangat diingat oleh dunia adalah aksi nekadnya dalam menggerakkan 72 kapal di malam hari tidak melalui laut. Tapi, melalui jalur darat dan itu pun melewati perbukitan. Sebagian pasukan saat itu mengatakan tidak mungkin. Namun, dengan tekad yang kuat, yakin kepada Sang Pencipta Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Al-fatih tetap keukeh dengan impiannya tersebut.

Apa yang terjadi selanjutnya? Dia sukses memasuki wilayah Konstantinopel dengan membawa serta kapal-kapal melalui perbukitan Galata, untuk memasuki titik terlemah Konstantinopel. Apa yang awalnya dianggap tidak mungkin oleh sebagian pasukannya itu pun menjadi mungkin. Alfatih berhasil mengubah daratan manjadi lautan. Ia berhasil membuat semua orang geleng-geleng kepala dengan aksinya tesebut.

Jadi, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tinggal senekat apa kita berani membuat program di pesantren. Nekat dalam menyusun dan nekat juga dalam menjalani proses. Tahapan demi tahapan sudah barang tentu banyak rintangan di dalamnya. Kita harus bisa menggerakkan semua kekuatan yang ada di tempat itu. Kekurangan yang ada tidak perlu dirisaukan asal kita mampu melejitkan potensi setiap anggota ke arah yang kita inginkan. Sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, tinggal senekat apa kita berani membuat program.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini