Apa yang akan terjadi jika seorang guru itu menjadi sosok yang asyik di lingkungan sekolah? Sudah pasti guru tersebut akan mendapatkan tempat yang istimewa di hati para peserta didik. Kehadirannya senantiasa dinanti, ketidakhadirannya akan ditanya dan kepergiannya akan dirindu. 

Ya, begitulah kenyataannya.Menjadi guru yang diidolakan itu bisa menyenangkan muridnya ketika dia sedang mengajar. Kedatangannya selalu ditunggu. Bila dia tidak masuk kelas, muridnya akan kecewa. Bukan malah senang.

Mungkin, hari ini kita dapati kebanyakan guru tidak dinanti kehadirannya oleh murid. Bahkan, kalau dia tidak hadir di kelas, para murid bersuka ria dan senang. Seakan kedamaian menyertai ruangan kelas ketika guru itu tidak ada. 

Harusnya, dengan adanya guru para peserta didik terasa damai, tentram, bahagia, raut wajah yang kusam menjadi cerah.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena banyak guru yang mengabaikan tugas utamanya sebagai guru yang diteladani. Harusnya, kehadiran guru bersama murid bisa menjadi solusi bagi mereka. Ia menjadi sosok teladan yang asyik untuk didekati bukan malah dijauhi. 

Menjadi guru yang asyik tentunya tidak segampang membalikkan telapak tangan atau seperti menekan remot kontrol. Ada hal-hal yang perlu guru lakukan agar menjadi sosok yang asyik ketika hadir di kelas.

Setidaknya, ada dua kondisi yang harus dikuasai oleh seorang guru.

*Pertama,* menguasai materi yang disampaikan. 

Jadi, seorang guru itu menjadi ahli dalam bidang keilmuannya. Sehingga apa yang disampaikan menjadi mudah untuk diterima oleh peserta didik.  kalau  guru matematika maka harus menjadi ahli matematika beneran.  Guru bahasa Arab juga ahli di bidang bahasa Arab. Guru fiqih ahli di bidang fiqih, demikian seterusnya.

Seorang guru yang bisa menguasai materi bisa dipastikan ia melakukan persiapan sebelum masuk ke ruang kelas. Persiapan ini meliputi pemahaman akan materi yang akan disampaikan. Jangan sampai guru tidak paham dengan materi yang akan diajarkan. Apalagi di zaman sekarang,  anak-anak kadang cenderung lebih pintar dari guru. Anak-anak sangat mudah mengakses ilmu pengetahuan di berbagai macam media online atau offline. 

Oleh sebab itu, seorang guru juga harus menyiapkan amunisi yang banyak sebelum memasuki ruang kelas. Dengan persiapan seperti inilah membuat ia mudah menyampaikan kepada murid.

*Kedua,* menguasai  kelas atau bahasa lainnya, mengusai metode. Jadi, seorang guru yang asyik itu menguasai metode yang baik agar siswa bergairah dalam belajar.

Karena sehebat apapun seseorang dalam penyampaian teori, jika cara penyampaiannya monoton, tidak asyik, maka akan membuat peserta didik tidak semangat. Pikiran mereka melayang keluar, walaupun badannya di dalam kelas. Alias apa yang disampaikan guru tidak terkoneksi dengan baik di otak murid.

Dalam kaidah ilmu tarbiyah wa ta’lim disebutkan ” At-Thariqah Ahammu Minal Maadah” metode itu lebih penting daripada materi itu sendiri. Materi apapun yang ditransfer murid, jika disampaikan dengan menggunakan metode yang benar, maka akan dapat diterima para murid dengan baik. Sebaliknya, materi yang telah dipersiapkan dengan matang, memakan waktu sekian lama, sampai harus lembur di malam hari, semua itu akan menjadi hampa tanpa mengunakan metode yang baik.

Saya ingin katakan begini “Kenapa murid kadang ngantuk di kelas?” itu bukan karena dia kurang tidur. Tapi, disebabkan oleh guru-guru yang kurang asyik saat menyampaikan materi. Efeknya, siswa akan bergurau, tidur, atau bermain sendiri. Bahkan lebih memilih mengganggu temannya daripada menyimak apa yang guru sampaikan.

Suatu ketika, saya pernah ditanya tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan murid atau waktu konsentrasi para peserta didik –baik itu di tingkat sekolah TK, SD, SMP atau SMA, ternyata semua ketetapan waktu yang kita buatkan itu tidak terbukti jika para murid diajarkan oleh guru yang asyik.

Kalau misalnya pada diri anak SD hanya bisa konsentrasi sampai 35 menit, selanjutnya  konsentrasi akan buyar, fokusnya hilang, itu semua tidak berefek bagi para murid yang diajar oleh guru yang asyik. Bahkan, pembelajaran selama dua jam pun, para murid masih bisa menikmati materi yang diberikan guru tersebut.

Kesimpulannya, asyik adalah menguasai materi yang disampaikan kemudian mampu mengendalikan kelas dengan baik. Maka kalau dua hal ini dilakukan oleh guru, sudah bisa dipastikan siswa akan gairah dalam belajar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini