Dalam seminar kepengasuhan kita sering menyampaikan bahwa tugas sebagai guru adalah menciptakan kondisi, mencari solusi agar santri tidak melanggar.

Kehidupan di pesantren tidak terlepas dari norma-norma sebagai petunjuk dalam menjalani masa pendidikan baik itu berlaku untuk guru maupun bagi setiap anak didik pada umumnya.

Dalam norma tersebut terdapat kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat tentang apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan.

Dalam praktek di lapangan tentu ada yang melanggar norma yang telah menjadi kesepakatan bersama oleh pihak pesantren dengan pihak orang tua/wali santri. Terdapat anak yang patuh terhadap aturan dan juga tidak sedikit yang tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku.

Maka disini lah tugas seorang guru, bekerja lebih ekstra untuk mengahadapi anak anak yang melanggar aturan di kemudian hari nanti.

Tentunya Jangan hanya memikirkan hukuman semata namun lebih kepada langkah apa yang harus diterapkan agar santri tidak melanggar.

Walaupun nantinya terdapat santri yang melanggar memang tetap harus dihukum, tapi yang seharusnya terlebih dahulu dipikirkan oleh guru yaitu agar bisa menciptakan sebuah kondisi agar siswa tidak melanggar. Sebab kalau tugas kita hanya menghukum siswa yang melanggar.

Metode hukuman yang bertubi-tubi seperti itu tidak membuat efek jera pada diri setiap santri dan ini terbukti di lingkungan pesantren yang mengedepankan hukuman bagi santri yang melanggar tanpa berusaha mencari cara agar tidak melanggar dan hanya terpokus ke hukuman semata, membuat santri tersebut nggak akan berubah menjadi lebih baik.

Seharusnya sebelum guru memikirkan hukuman apa yang cocok untuk santri, alangkah lebih adilnya jika ia memikirkan sesuatu yang membuat santri tidak akan melanggar dan tidak sampai membuat kepala pusing memikirkan hukuman apa yang pantas untuk yang melanggar.

Maka yang lebih efektif dan efisien yaitu menciptakan kondisi yang membuat santri tidak sempat atau tidak ada peluang untuk melakukan aktivitas melanggar.

Misal jika kita pokus ke hukuman yang cocok maka tentunya siswa yang dilarang tidur pagi dikemudian hari dia melanggar karena tidur pagi sudah barang tentu dia harus di hukum dan begitu seterusnya sampai tamat pondok pun ia akan tidur pagi dan akan dihukum.

Nah dari pada menghukum yang tidur pagi lebih baik menciptakan kondisi agar mereka tidak tidur pagi. Bagiamana caranya? Bisa jadi dengan membuat kegiatan senam beberapa menit setelah zikir pagi atau guru Segera merapat ke tempat masing-masing untuk mendampingi anak anak kalau ada kelas tahfidz, maka guru sudah hadir di awal untuk menjemput setiap santri di halaqah-halaqah tahfizh atau segera menemani aktifitas lainnya santri sebelum mereka mengambil pojok ruangan untuk tidur sejenak.

Jadi tugas kita sebagai guru adalah menciptakan kondisi misal anak yang terlambat ke Masjid, itu sebuah pelanggaran, maka bagaimana tugas kita menciptakan kondisi agar mereka tidak telat lagi ke masjid . Santri tidak melakukan tugas, tidak membuat PR, itu sebuah pelanggaran. Tugas kita menciptakan kondisi agar mereka tidak mengulangi perilaku yang sama kedepannya dengan mengedepankan antisipasi agar tidak melanggar lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini