Semua orang bisa jadi hebat. Ya, begitulah potensi yang Allah Ta’ala tanamkan dalam diri manusia. Namun, tidak semua orang mampu menggali potensinya untuk menjadi hebat. Sebab, usaha untuk menjadi hebat itu tidak ringan. Butuh usaha dan kerja keras. Hebat tidak muncul tiba-tiba. Bangun tidur langsung jadi hebat, tidak mungkin. Kecuali di film-film, bisa aja seseorang diceritakan bangun dari tidurnya, tiba-tiba memiliki kekuatan super, lalu menjadi orang paling hebat tak terkalahkan. Iya, semua orang tahu kalau itu hanya fiksi. Mustahil ada dalam dunia nyata.

Tidak ada yang namanya manusia super atau manusia lemah. Karena yang membedakan tingkat status di antara manusia adalah kerja keras. Jika ingin hebat, ya harus berusaha lebih banyak. Bekerja lebih keras. Berdoa lebih serius. Dan jangan pernah menunda untuk memulai. Kalau ada peluang untuk beramal maka segera lakukan. Jangan pernah beralasan dengan kata-kata, “Ah nanti ajalah.” Berbuatlah apa saja yang bisa kita cicil saat ini.

Jangan Menunggu, Mulailah Sekarang Juga

Buanglah segala pikiran negatif yang ada pada diri. Jangan banyak perhitungan untuk memulai. Jangan biarkan hasutan-hasutan pesimis yang dihembuskan setan: Jika aku lakukan ini bagaimana ya? Aku bisa ga ya? Sanggup ga ya nanti? Apa aku bisa berhasil? Ah, aku tidak cocok di pekerjaan ini. Ini bukan pekerjaanku, dan lain sebagainya. Nah, ketika pikiran-pikiran seperti ini muncul dalam benak kita dan kita mengikuti semua bisikan itu, maka kita selamanya tidak akan jadi hebat. Sebab, kita tidak pernah memulai.

Jangan katakan tidak bisa sebelum memulai. Tapi, mulailah untuk menjadi bisa dan berhasil. Banyak orang yang sering ketakutan untuk mencoba hal baru. Setiap ada kesempatan, pikirannya selalu berkata-kata tidak bisa. Padahal belum pernah mencoba sekalipun. Akibatnya, banyak orang gagal duluan sebelum memulai. Terjatuh duluan sebelum mendaki. Bagaimana tidak? Mencoba saja belum, tapi sudah memikirkan resikonya yang enggak-enggak.

Tidak ada orang yang bisa meramal masa depannya sendiri atau orang lain. Jadi, tidak perlu khawatir dengan sesuatu yang belum terjadi. Untuk menjadi hebat, yang diperlukan adalah mencoba dan berusaha sekuat tenaga, sepenuh hati dan jiwa. Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa segala sesuatu tidak dapat dicapai dengan instan. Tokoh-tokoh hebat yang kita kenal saat ini adalah mereka yang ditempa dengan usaha keras, jatuh bangun berulang kali, gagal bertubi-tubi. Meski demikian mereka tetap bangkit, tidak pernah berputus asa untuk mencoba lagi. Sikap seperti inilah yang harus kita jiwai kalau memang kita ingin jadi hebat.

Mulailah sejak saat ini juga, pasti nanti kita akan bisa. Intinya, siap memulai untuk menjadi hebat. Siapapun itu, jika ada yang ingin menjadi penulis tapi belum bisa, maka mulailah untuk menulis, berlatihlah setiap hari, lakukan faktor-faktor pendukung bagaimana seseorang bisa menjadi penulis hebat. Demikian juga jika ada yang suka dengan publik speaking (pidato/ceramah) maka mulailah mengasah kecakapan berpidato saat ini juga. Begitu pula dengan aktivitas-aktivitas lainnya, jika belum bisa memasak maka mulailah untuk memasak, jika belum bisa mengajar maka mulailah untuk mengajar. Dengan berjalannya waktu dan proses, semua harapan itu, insyaAllah pasti akan terwujud.

Santri pun juga demikian, pada saat awal menginjakkan kakinya di lingkungan pesantren, ia tidak serta merta langsung memahami semua bidang ilmu. Namun, butuh waktu dan proses belajar. Dan ia juga harus memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal baru. Tidak ada yang langsung pintar. Tidak ada yang tiba-tiba langsung hebat. Jadi, mulailah untuk menjadi hebat maka kamu akan hebat.

Belajar dari Kisah Imam Syafi’I dan Muridnya yang Slow Learner

Di akhir tulisan ini, mari sejenak kita hayati kisah Iman Syafi’I dengan murid beliau yang bernama Rabi’ bin Sulaiman. Disebutkan, Rabi’ adalah sosok murid yang dikenal paling slow learner atau lambat dalam memahami apa yang dijelaskan oleh sang imam.

Dengan kesabaran sang guru, walaupun berulang kali dijelaskan, sang murid juga tidak bisa memahaminya. Hingga Imam Syafi’I harus mengulang-ulang penjelasannya kepada muridnya itu. Tapi, lagi-lagi Rabi’ bin Sulaiman tak kunjung paham.

Melihat muridnya yang tidak paham-paham, suatu Ketika sang imam memanggilnya, wahai Rabi’ pergilah ke rumahku, belajarlah denganku secara privat. Sungguh sang imam sangat sabar mencari segala cara untuk mengajari muridnya itu.

Seiring berjalannya waktu sang Imam mengajarkan Rabi’ secara privat. Pada suatu hari, sang murid  ditanya kembali oleh gurunya, ”Wahai Rabi’, Sudahkah kamu memahami apa yang aku sampaikan?”

Jawabannya tetap sama, Rabi’ bin Sulaiman tidak juga paham.

Selanjutnya apa yang terjadi. Apakah Imam Asy-Syafi’i berputus asa dengan keadaan murid yang seperti itu? lantas menghakimi Rabi’ bin Sulaiman sebagai murid bodoh, murid yang tidak berguna, tidak bisa apa-apa? Tidak, Imam Syafi’i tidak berbuat demikian. Namun beliau berkata, ”Muridku! sebatas inilah kemampuanku mengajarimu. Jika kau masih belum paham juga, maka berdoalah kepada Allah agar berkenan mengucurkan ilmu-Nya untukmu. Karena aku hanya bisa menyampaikan ilmu. Allah-lah yang memberikan ilmu. Andai ilmu yang aku ajarkan ini sesendok makanan, pastilah aku akan menyuapkannya kepadamu.”

Mengikuti nasihat gurunya, Rabi’ bin Sulaiman rajin sekali bermunajat kepada Allah dalam kekhusyukan. Ia juga membuktikan doa-doanya dengan kesungguhan dalam memulai belajar. Setiap hari kehidupannya hanya belajar dan belajar penuh ikhlas. Karena kesungguhan inilah yang mampu mengubah dia menjadi hebat. Ia tidak putus asa, selalu mencoba untuk bisa.

Nah, apa yang terjadi selanjutnya setalah semua itu ia lalui? Sungguh Rabi’ bin Sulaiman kemudian berkembang menjadi salah satu ulama besar Madzhab Syafi’i dan termasuk perawi hadis yang sangat kredibel dan terpercaya dalam periwayatannya.MasyaAllah! sungguh ini kisah sang guru dan murid yang patut kita teladani. Keduanya tidak berhenti untuk mencoba. Tidak takut untuk memulai. Mereka paham betul akan hasil yang di dapat jika berani untuk memulai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini