Senin, (27/02/2023), Tim DEA kembali melanjutkan kegiatan Pelatihan Kepengasuhan Pesantren dengan tema “Kelas Menjadi Teladan Batch XXVI Bogor”. Acara pelatihan ini diadakan di M One Hotel Sentul Bogor, Jawa Barat dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai.

Seperti pada hari pertama dan kedua, pelatihan yang diselenggarakan DEA ini diikuti sebanyak 34 peserta yang terdiri dari 18 pesantren yang ada di beberapa provinsi di Indonesia.

Pelatihan hari ke-3 ini dimulai dari penyajian materi pertama tentang “Berperan Menjadi Orang Tua ” yang disampaikan langsung oleh trainer DEA, Ustadz Ibrahim Mandres.

Di sela-sela pemberian materi, Ustadz Ibrahim Mandres mengajak para peserta untuk menyebutkan nama santri berserta orang tuanya yang merupakan anak didik dari para peserta yang mengikuti training.

Ini dilakukan guna menguji para guru atau pengasuh sejauh mana mereka mengenal anak didik berserta orang tuanya. “Bagi kami, wali murid adalah sahabat sepanjang hayat,” jelas ustadz Ibrahim.

Karena orang tua murid sangat mendukung suksesnya proses pendidikan, maka sudah seharusnya seorang guru untuk mengenal anak didik dan juga orang tua dari santri.

Suasana bertambah hening saat Ustadz Ibrahim bertanya, “Siapa nama santri dan orang tuanya di pesantren anda?” Terlihat para peserta terdiam sejenak, terkesan kepayahan dalam menyebut nama orang tua santri.

Dalam penyampaian materi, ustadz Ibrahim menjelaskan lebih lanjut “Saling mengenal itu sangat penting karena akan ada ikatan yang lebih mendalam dan komunikasi yang sehat dengan murid dan orangtuanya dalam proses pendidikan.”

Solusi dan ide-ide menarik agar menjadi guru atau pengasuh asrama yang asyik, beliau bongkar semuanya di hadapan peserta. Maka tidak heran ketika ada pengasuh yang terkesima dengan training DEA.

“21 tahun saya menjadi kepala sekolah, rasanya ini adalah pelatihan yang banyak memberikan inspirasi bagi saya untuk merubah atau memperbaiki sistem yang ada dalam pengasuhan pesantren.” ujar ustadzah Ita Chabibah selaku kepala sekolah Al Maratush Sholihah Bekasi, yang terinspirasi untuk memperbaiki sistem pesantren yang dikelolanya.

Harapannya, dari serangkaian materi yang diperoleh, para peserta mampu mempresentasikan kembali kepada para pengurus pesantren yang tidak hadir dan bisa menerapkannya di lingkungan pesantrennya masing-masing.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini