Wali Santri Membentak Musyrif, Apa yang Harus Dilakukan Pihak Pesantren?
109. Bagaimana cara menyikapi wali santri yang membentak musyrif di tempat kami?
Jawaban:
Ketika wali santri membentak musyrif, itu sejatinya sudah melanggar adab murid terhadap guru. Kalau kita lihat di zaman salaf, untuk diajari satu huruf saja orang rela membayar mahal, hal itu menandakan betapa berharganya seorang guru dan bimbingannya.
Namun, sebelum kita bicara lebih jauh, perlu dicek dulu: kenapa musyrif itu dibentak, apa penyebabnya? Kalau memang ada kesalahan dari musyrif, langkah pertama adalah klarifikasi langsung kepadanya, datangi musyrifnya kemudian tanyakan permasalahan itu dengan baik jangan lansung membentak, jika ingin lebih bijak lagi lansung sampaikan hal tersebut ke pimpinan pesantren—karena musyrif tersebut berada dalam struktur kepemimpinan.
Kalau memang ada hak kita sebagai wali santri yang belum diberikan, maka mintalah dengan cara yang baik jangan dengan cara kekerasan, karena dengan membentak justru bisa berdampak buruk terhadap kita dan anak kita nantinya, musyrif yang dibentak cenderung tidak lagi mencintai anak kita kalau sudah tidak ada rasa cinta, maka pengasuhan, pembimbingan, dan arahannya tidak akan maksimal dilakukan olehnya.
Sebagai orang tua, ketika mendapat kabar kurang baik, jangan langsung emosi, cuukup konfirmasi dan sampaikan dengan cara yang santun.
Sebaliknya, jika kita sebagai pimpinan pesantren, dan ternyata musyrif memang salah, maka tugas kita untuk memberi arahan atau teguran yang membangun, tapi bila wali santri mulai ikut campur terlalu jauh—apalagi sampai membentak musyrifah—maka perlu ada sikap tegas yang kita lakukan kepada wali santri.
ciptakan suasana yang membuat guru mencintai murid salah satunya: wali santri menghormati para musyrif.
Karena jika sudah terjadi bentakan, semangat musyrif akan turun, rasa sayangnya terhadap anak bisa pudar, dan dampaknya akan dirasakan oleh anak kita sendiri.
Jadi, saran saya: jangan membentak, Kalau ada masalah, bicarakan baik-baik.
Baarakallahu fiikum.
