Ustadz Tidak Membersamai aktifitas Santri Secara Fuul, Apa Boleh??

121. Bolehkan Pengasuh Tidak Membersamai Aktifitas Santri Secara Full? Dan Yang Membersamai Mereka Adalah  Anak-Anak Yang Telah Kita Kader?

            Jawaban:

Prinsip dasarnya, anak harus bisa mengurus diri sendiri — dan itu yang utama.
Misalnya, di asrama ia tahu kapan harus bangun, merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, Idealnya, santri sudah terbiasa begitu. Kalau belum, atau masih sering lupa, maka perlu dibimbing: di pondok putra oleh ustadz, di pondok putri oleh ustadzah.

Akan lebih baik jika bimbingan ini dilakukan oleh orang yang lebih senior dan penuh kasih. Saya beri perumpamaan:
Dalam sebuah keluarga ada ayah, ibu, kakak, adik, dan si bungsu. Saat satu keluarga hendak bepergian — sudah rapi, pakai baju bagus, siap berangkat — tiba-tiba si kecil buang air besar. Kalau yang menangani adalah ibunya, meskipun dia sudah pakai kaos kaki dan siap berangkat, ia akan berkata dengan nada lembut, “Ya Allah nak, umi sudah pakai kaos kaki, kamu malah BAB. Ayo, umi cuci dulu.”

Berbeda jika yang menangani adalah kakaknya. Kondisi sama-sama sudah rapi, tapi ia mungkin akan berkata, “Kenapa nggak BAB dari tadi sih?” Cara berpikir dan bahasanya berbeda.

Begitu juga di asrama. Misalnya jam sekolah, santri tidak boleh masuk kamar. Ada santri berkata, “Ustadz/ustadzah, saya lupa bawa pulpen, izin ambil di kamar.” Guru mungkin akan menjawab, “Kok bisa lupa? Ya sudah, ambil, Besok jangan diulangi lagi.” Tapi kakak kelas bisa saja langsung menolak karena aturan jam sekolah tidak boleh masuk kamar.

Inilah bedanya diurus guru dengan diurus kakak kelas. Kecuali si kakak kelas memang sudah dididik untuk benar-benar mengasuh adiknya, maka hasilnya akan lebih baik.

Baarakallahu fiikum.

You might also like

Kafa Institute Adalah mitra terpercaya dalam membangun SDM yang berkualitas dengan nilai-nilai Islami, profesional, dan berdaya guna baik secara pribadi maupun organisasi

Chat WhatsApp
Chat