Grub WA Wali Murid Ribut, Apa Solusinya??

120. Bagaimana cara menangani wali santri yang ribut di grub wali santri

Nah, pertanyaan baliknya adalah: kenapa sampai ribut di grup wali murid? Apakah karena informasi dari pesantren simpang siur? Atau ada wali murid yang menyerang atau mengomentari wali lain yang sekadar share jualan, lalu pembicaraan jadi melenceng ke arah jual beli? Intinya, sumber keributan ini perlu diperjelas dulu.

Saya pernah ditanya oleh mudir pesantren terkait kejadian serupa. Waktu itu di sebuah pesantren menengah ke atas — artinya, bayaran cukup mahal — ada santri yang berkreasi mengolah rebung (bambu muda) menjadi sayur. Ini sebenarnya ide kreatif yang bagus: dari rebung jadi lauk pendamping nasi. Guru kemudian membagikan momen itu dengan caption: “Anak-anak siang ini ingin makan sayur rebung.”

Nah, setelah foto dan caption itu dibagikan, ributlah grup wali murid. Isunya? Kenapa anak-anak diberi rebung? Rebung dianggap makanan murah dan tidak pantas bagi santri yang orang tuanya membayar mahal. Sampai-sampai, dua minggu  grup ribut tentang rebung. Ada yang bilang, “Kami sudah bayar mahal, kok anak kami dikasih rebung?”

Dari kasus ini, bisa disimpulkan bahwa penyebab keributan adalah narasi yang tidak tepat. Maka saya sarankan, lain kali jika ingin membagikan momen, buatlah caption yang membangun. Misalnya:

“Hari ini anak-anak libur. Untuk mengisi waktu, mereka kami beri kegiatan mengolah bahan makanan. Salah satu kelompok mengolah rebung, bambu muda yang kaya manfaat, menjadi sayur lezat. Ini nama-nama santri yang terlibat. Semoga kelak mereka bisa menjadi muslimah yang terampil dan kreatif dalam mengelola bahan apapun yang tersedia di rumah.”

Dengan narasi seperti ini, wali murid akan merasa senang, paling tidak berkomentar, “Alhamdulillah, terima kasih sudah mengajarkan anak kami berkreasi.” Tapi kalau tidak ada narasi yang menjelaskan konteksnya, ya wajar kalau timbul keributan.

Keributan di grup wali murid juga bisa muncul dari informasi yang tidak lengkap, misalnya soal liburan. Orang tua yang jauh tentu butuh kepastian tanggal agar bisa pesan tiket kereta, pesawat, atau kapal. Kalau info datang mendadak, bisa sulit cari tiket atau harganya jadi mahal. Ketika mereka bertanya, kadang pihak pesantren merasa wali terlalu cepat bertanya — padahal ini soal kebutuhan teknis yang wajar. Kalau tidak dikelola dengan baik, ya bisa memicu keributan juga.

Saya sendiri kurang tahu bentuk pertanyaan awalnya seperti apa. Tapi kalau yang ditanyakan adalah bagaimana mengendalikan keributan di grup wali murid, maka jawabannya: kendalikan sumber ributnya — biasanya dari komunikasi yang tidak utuh, narasi yang kurang tepat, atau info yang datangnya terlambat. Baarakallahufiikum

You might also like

Kafa Institute Adalah mitra terpercaya dalam membangun SDM yang berkualitas dengan nilai-nilai Islami, profesional, dan berdaya guna baik secara pribadi maupun organisasi

Chat WhatsApp
Chat