“Tegas Tanpa Melukai: Cara Menghadapi Wali Santri Dekat yang Sering Meminta Izin”

144. Bagaimana menghilangkan rasa tidak enak kepada wali santri yang meminta izin untuk anaknya, karena wali santri itu dekat dengan kita?

Jawaban:

Baik, Pertanyaan yang Bagus.
Alhamdulillah, kedekatan kita dengan wali santri tidak berarti kita tidak bisa menegakkan kesepakatan dan kedisiplinan. Justru makin dekat, makin mudah kalau bahasanya tepat. Bahasa tetap santun, tapi disiplin wajib dijalankan, Santun itu perlu, tegas juga wajib.

Contohnya, ada wali santri minta izin anak pulang sehari dengan alasan umum. Cukup jawab:
“Baik Ibu/Bapak, izinkan kami berlaku adil kepada semua wali. Kemarin ada yang minta izin dengan alasan sama dan kami tidak mengizinkan, Maka mohon izinkan kami berlaku adil, mudah-mudahan adil ini lebih dekat dengan takwa, lebih menenangkan, dan membawa kasih sayang untuk anak-anak kita.”

Bahasa seperti ini lebih merendah. Tidak perlu mengatakan “Ibu harus tahu” atau “Ibu harus disiplin.” Cukup dengan kalimat “Izinkan kami belajar berlaku adil” atau “Izinkan kami menegakkan kesepakatan” sehingga wali tidak merasa tersinggung, bahkan bisa jadi mereka yang merasa tidak enak sendiri.

Ada juga wali yang datang saat tidak boleh berkunjung. Kita tetap temui di pintu gerbang sambil berkata:
“Baik Pak, izinkan kami belajar berlaku adil dan menegakkan kesepakatan yang sudah kita buat bersama.”

Kalau pun ada wali yang membawa buah tangan atau sumbangan besar, prinsipnya sama:
“Jangan kan bika ambon, seribu sak semen pun tidak boleh merusak kesepakatan yang sudah kita buat bersama.”

Jadi, kuncinya tetap gunakan bahasa yang bagus, merendah, tapi tetap tegas dalam bertindak. Dengan cara ini, kedisiplinan tetap terjaga dan hubungan baik dengan wali pun tetap terpelihara.

Baarakallahufiikum..

You might also like

Kafa Institute Adalah mitra terpercaya dalam membangun SDM yang berkualitas dengan nilai-nilai Islami, profesional, dan berdaya guna baik secara pribadi maupun organisasi

Chat WhatsApp
Chat