
Ada dua hal.
Pertama, lakukan perubahan yang ekstrem. Penyebab dia tidak berwibawa adalah karena menyuruh berbuat baik tapi tidak mencontohkan atau tidak melakukan. Maka sekarang, ubah diri secara total. Kalau sebelumnya sering telat ke masjid atau jarang terlihat, sekarang begitu adzan sudah ada di tempat, tidak usah sibuk mengurus santri dulu, tapi urus diri sendiri. Terlihat membaca Al-Qur’an, terlihat berolahraga — pokoknya ekstrem.
Nanti akan muncul penghormatan baru. Orang mungkin akan berkata, “Tumben dia…” atau “Lho, ada apa ini?” Tidak masalah. Kalau memang berazam ingin dihormati lagi, lakukan perubahan ekstrem itu.
Kedua, keluar dari tempat itu dan memperbaiki diri di tempat lain. Ketika sudah baik dan suatu saat kembali, penghormatan akan datang kepadanya.
Sebenarnya, berbuat baik bukan hanya untuk dihormati, tapi untuk kebaikan diri sendiri. Tidak lucu kalau kita mau selamanya berada dalam keadaan tidak baik. Jadi, jangan pesimis. Banyak orang baik hari ini dulunya juga pernah tidak baik, termasuk para ulama. Intinya: pertama, perbaiki diri secara ekstrem; kedua, jika perlu, tinggalkan tempat itu, perbaiki diri, lalu kembali dalam keadaan baik.
Baarakallahufiikum