
Membentuk mindset guru di pesantren agar selaras terhadap program perencanaan yang ada, bisa dilakukan melalui training, pemaparan, dan penyampaian keterangan yang seragam.
Jika di pesantren ada 50 guru, maka kumpulkan semuanya dalam satu forum atau acara yang mereka hadiri bersama. Sampaikan program tersebut secara jelas, dan jelaskan mengapa kita menjalankan program itu.
Ada kaidah yang sering saya ulang di berbagai tempat:
“Apabila sebuah program tidak berjalan dengan baik, biasanya beawal dari mukadimah yang buruk.”
Artinya, jika suatu program tidak berjalan optimal, bisa jadi bukan karena programnya yang salah, tapi cara penyampaian awalnya tidak menarik atau tidak menggugah. Saya yakin hampir semua program di pesantren itu baik. Namun, kalau mukadimahnya lemah, maka program pun kurang diminati.
Karena itu, di awal tahun ajaran, penting untuk menanamkan mindset para guru:
Kenapa program ini ada? Apa tujuannya? Mengapa kita perlu menjalankannya di pesantren kita?
Ini bisa dilakukan lewat training yang terstruktur, agar sejak awal para guru punya pemahaman yang sama.
Saya sering menyampaikan, pekerjaan yang sama bisa terasa ringan kalau mukadimahnya baik, dan sebaliknya, bisa terasa berat kalau mukadimahnya buruk.
Contohnya begini:
Kalau kita bilang ke santri, “Besok ada tamu dari Arab, jadi kita harus bersih-bersih pesantren,” mereka bisa saja merespon, “Ribet banget sih, ngapain tamu datang-datang.”
Tapi bandingkan jika mukadimahnya seperti ini:
“Teman-teman sekalian, di Indonesia ada sekitar 37.000 pesantren. Dalam waktu dekat, ada rombongan tamu dari Arab yang akan mengunjungi hanya 10 pesantren di antara ribuan itu, dan alhamdulillah, pesantren kita termasuk salah satu yang akan mereka kunjungi.”
Setelah itu baru kita sampaikan:
“Untuk memuliakan tamu, mari kita bersihkan pesantren kita, kita tata ruangan, kita beri kesan baik. Siapa tahu kelak saat kalian ingin kuliah ke luar negeri dan bertemu mereka lagi, mereka masih ingat pesantren ini.”
Dengan mukadimah seperti ini, kerja bersih-bersih terasa ringan, Kenapa? Karena mindset-nya sudah dibentuk dengan cara yang benar dan menarik.
Di sinilah pentingnya peran seorang pemimpin. Tugas kita adalah selalu mengingatkan tentang misi bersama: kenapa kita ada di sini, untuk apa kita bekerja di tempat ini, dan apa yang bisa kita persembahkan secara maksimal.
Bahkan kalaupun belum sampai pada tindakan, orang yang berpikir benar saja itu sudah luar biasa. Karena tindakan tanpa pemahaman tidak akan bertahan lama. Maka, ikutkan training, sampaikan materi, dan pastikan semua program diawali dengan mukadimah yang baik.
Baarakallahu fiikum.