
Jawaban:
Agar tidak terjadi ghosob di pesantren, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:
Edukasi Bahaya Ghosob
Berikan arahan kepada santri tentang bahaya ghosob, baik bagi pelaku maupun pihak yang memicu terjadinya ghosob. Jelaskan bahwa ghosob adalah awal dari tindakan mencuri—menggunakan barang orang lain tanpa izin.
Pastikan Santri Memiliki Barang Pribadi
Semua barang yang dibutuhkan harus dimiliki oleh masing-masing santri. Misalnya: sandal, gunting kuku, sisir, dan sebagainya. Kalau semua punya, mereka tidak perlu memakai barang milik orang lain.
Batasi Jumlah Barang yang Dimiliki
Jumlah barang harus dibatasi agar mudah dikontrol. Misalnya, berapa potong baju, berapa sandal, dll. Jika tak dibatasi, santri bisa punya banyak barang hingga tidak sadar barangnya hilang atau sedang dipakai orang lain.
Pemberian Kode pada Barang
Setiap barang santri harus diberi kode. Gunakan angka seperti 001, 002, 003, dst. Ini lebih efektif daripada nama, karena nama bisa sama, sementara kode bersifat unik. Dengan 3 digit, sudah cukup untuk 1000 santri.
Pemeriksaan Rutin
Barang-barang santri harus dicek secara berkala, minimal sebulan sekali. Tujuannya agar santri merasa bertanggung jawab. Barang yang hilang bisa dilacak, dan barang tertukar bisa dikembalikan.
Ciptakan Lingkungan yang Baik
Bangun budaya pesantren yang tidak membiasakan pinjam-meminjam barang tanpa izin. Lingkungan yang baik adalah yang saling mengingatkan, punya etika, dan punya kesadaran bersama bahwa ghosob adalah masalah serius.
Sediakan Tempat Penyimpanan yang Jelas
Setiap barang harus punya tempat penyimpanan khusus. Contohnya:
Al-Qur’an pribadi dibawa kembali setelah dipakai di masjid, jangan ditinggal sembarangan.
Sabun disimpan di rak kamar.
Sandal disimpan di rak yang sudah disediakan.