Momen pembagian rapor adalah momen yang dinanti-nanti oleh santri dan orangtua. Demikian juga para guru, penyerahan hasil perjuangan panjang para peserta didik dalam menempuh masa pembelajaran selama enam bulan atau setahun sebelumnya.

Bahkan, di sebagian pesantren momen tersebut bukan hanya sekadar penyerahan nilai hasil ujian santri. Tapi juga dijadikan ajang ramah tamah para guru dengan wali santri. Dirangkai dalam bentuk acara megah yang memukau. Lengkap dengan beragam seremonial yang menghiburkan semua peserta.

Ada santri yang bahagia dengan perolehan nilai rapor. Ada juga yang sedih karena nilai rapornya yang tidak enak dipandang. Maka di sinilah letak kepedulian para pengelola pesantren agar menjadikan momen pembagian rapor menjadi ajang untuk menjalin komunikasi yang intens antara guru dengan wali santri. Agar segala problematika peserta didik selama belajar di pesantren bisa dijawab Bersama dengan solusi yang tepat.

Saya sering berkunjung ke banyak sekolah di tanah air. Terutama sekolah berbentuk pesantren. Di sana sering saya mendapati para guru melakukan aktivitas ekstra. Padahal besoknya adalah jadwal penyerahan rapor. Bahkan malamnya rela melembur demi menyelesaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengisian rapor.

Maka pada kesempatan ini, saya ingin memberikan saran positif untuk para guru. Dan ini wujud cinta saya untuk para pahlawan tanpa jasa. Seharusnya, guru tidak boleh lembur di malam hari saat besoknya bagi rapor. Kenapa?

Lembur menjelang satu hari pembagian rapor sudah tidak efisien lagi. Kondisinya sudah cukup lelah dengan berbagai persiapan untuk menyambut hari istimewa. Jika guru sudah lembur kerja maka tingkat lelahnya tinggi. Produktivitasnya rendah.

Sebagaimana saya katakan tadi, di banyak pesantren atau sekolah, momen pembagian rapor juga sering dipakai sebagai ajang interaksi antara guru dengan wali santri.

Nah, saat kita dalam posisi lelah, sementara kita juga harus bertemu dan menjalin komunikasi tatap muka dengan wali santri, maka bisa dipastikan bentuk pelayanan guru tersebut rendah dan tidak maksimal.

Padahal–bisa dipastikan–di antara wali santri, ada yang selama ini tidak pernah datang ke pesantren dengan beragam alasan. Dan pada hari penyerahan rapor, biasanya semua wali santri hadir demi bertemu dengan anak sekaligus para guru untuk menyelesaikan tanggungan yang mungkin menjadi problem di pesantren.

Tentunya kita bisa menebak, bagaimana ekspresi orang tua yang jarang ketemu dengan guru, mungkin ia juga sudah siapkan beberapa pesan yang ingin disampaikan dan itu penting. Tapi, pada pertemuan tahunan itu, dia melihat kita dalam keadaan lelah. Dalam keadaan lesu dan capek.

Sehingga muncul kesan negatif–yang mungkin selama ini tidak terlintas dalam pikirannya–saat melihat tampilan kita tidak siap untuk berkomunikasi, “Kok gurunya tidak ramah ya?”

Padahal bukan bukan dia tidak ramah. Namun, guru sudah cukup lelah akibat kerja lembur semalaman demi mempersiapkan rapor yang belum rampung. Sekali lagi, bukan tidak ramah, tapi para guru sudah capek dan konsentrasinya terganggu.

Tentunya, dampak negatif dari aktivitas lembur perlu kita hindari. Inilah yang saya maksud Kenapa guru tidak boleh kerja lembur di malam atau sehari sebelum pembagian rapor.

Terus Apa yang mesti dilakukan untuk mencegah hal tersebut? Dalam pengalaman kami mengelola pesantren, dua hari sebelum pembagian rapor, para guru sudah tidak boleh bekerja. Artinya, pekerjaan itu sudah harus tuntas beberapa hari sebelumnya. Dua hari sebelum bagi, semua rapor sudah ditandatangani. Sudah ditumpuk rapi dan sudah siap untuk dibagi.

Berarti yang perlu dilakukan adalah bekerja di awal waktu. Bagi yang sudah diujikan mata pelajarannya, segera dikoreksi. Kemudian segera berikan nilai dan serahkan kepada bagian penerima nilai atau bagian pengolah nilai berikutnya. Sehingga pengisian rapor lebih cepat terselesaikan.

Dalam Islam, Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam pun sangat membenci ketika seorang muslim bergadang sampai malam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum Isya dan beliau tidak menyukai obrolan setelah Isya,” (HR. Ahmad, no.19781 dan Ibn Khuzaimah, no.1339).

Allah juga berfirman, “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”. (An Naba : 9).

Nah tentunya larangan begadang juga didukung oleh keilmuan medis. Sebab sering begadang bisa berpotensi membuat kulit tampak lebih tua hingga menjadi pelupa.

dr. Iwah Prestiono, dokter umum di RS Al Irsyad Surabaya mengatakan, bahwasannya 1/3 dari sepanjang hari ideal untuk digunakan istirahat, sedangkan 2/3 untuk beraktivitas. “Dan ketika begadang, tubuh kita dipacu untuk tidak istirahat, inilah yang kemudian muncul potensi gangguan di organ vital seperti jantung, otak, paru,ginjal, dan lain-lain.

Berdasarkan riset di Inggris, orang yang sering bekerja lembur dengan menghabiskan waktu 10 hingga 11 jam sehari berisiko lebih tinggi mengalami sakit jantung. Kesimpulan itu adalah hasil analisa studi terhadap 6.000 pekerja sipil di Inggris yang dipublikasikan dalam European Heart Journal edisi online.

Dalam laporan itu disebutkan, mereka yang menambah waktu tiga hingga empat jam sehari untuk bekerja lembur berisiko 60 persen lebih tinggi menderita sakit jantung.

Sementara riset lain dilakukan di New York terhadap 2.200 pekerja pria dan wanita. Mereka disurvei mengenai pekerjaan dan efeknya terhadap kestabilan kejiwaan. Rata-rata jam kerja dalam seminggu adalah 40 jam. Riset tersebut membuktikan, para pekerja yang memiliki jam kerja lebih lama dari standar biasanya mengalami masalah dalam kejiwaannya.

Tak hanya berpengaruh pada menurunnya kinerja, mental para pekerja pun bisa menjadi taruhannya. Seperti yang dikutip dari reuters, Dr. Marianna Virtanen, sang peneliti, mengungkap bahwa waktu kerja yang panjang berpengaruh pada fungsi kognitif seseorang. Saat hal itu berlangsung lama, maka akan berpengaruh pada kesehatan jiwa para pekerja tersebut.

Jadi, pada intinya para guru tidak boleh lembur di malam sebelum pembagian rapor. Hari-hari sebelumnya sudah harus tuntas.
Mungkin begitu pengalaman yang dapat kami bagikan mengenai pembagian rapor. Mudah-mudahan bisa bermanfaat dan menjadikan pertemuan dengan wali murid pertemuan berkualitas, bersahabat dan ramah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini