Ketika memasuki masa-masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami di Aceh, banyak fasilitas baru diberikan kepada korban yang terdampak. Ada seorang dokter yang mendapat fasilitas Kesehatan baru. Ada juga yang mendapat mobil baru. Di sebuah obrolan terdengar pernyataan galau seorang teman, kurang lebih begini nadanya “Dia yang sudah punya mobil malah dapat mobil. Sedangkan kita yang tidak punya malah tidak dapat,”.

Maka muncullah quote, “Burung Walet tidak Hinggap di Gubuk yang Reyot” artinya walet sesuatu yang berharga. Walet itu punya harga tinggi. Dia tidak hinggap kecuali di bangunan yang berharga tinggi. Bahkan dia hanya memilih tempat di bangunan yang menjulang tinggi.

Dilansir dari laman harga.web.id, Pada 2021, harga sarang burung walet mengalami kenaikan dari tahun 2020. Misalnya Sarang Burung Walet Patahan 100 gr yang tadinya dipatok kisaran Rp1,8 juta sampai Rp2 jutaan, kini melambung jadi Rp1,85 juta sampai Rp2,5 jutaan. Demikian pula untuk sarang burung walet mangkok bersih 1kg yang sebelumnya dijual Rp25 juta, sekarang harganya tembus Rp27 juta. Sarang burung walet hancuran yang per gram-nya dipatok mulai Rp7.500-an di marketplace.

Bahasa lain dari quote ini adalah ilmu KEPANTASAN. Kalau kita ingin dipercaya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih berharga, maka pantaskan diri untuk mendapatkan hal itu. Kenapa ada orang diberi mobil? Karena memang di pantas untuk mendapatkannya. Kenapa ada orang diberi hadiah umroh? Karena memang dia pantas mendapatkannya.

Misalnya kita bicara kepantasan di sekolah atau di pondok, terkadang standar kualitas kita baru pantas pada tingkat merawat motor, maka cukup motor yang kita dapat. Bukan mobil. Kenapa? karena kita belum pantas merawat mobil.

Di sebuah Pesantren, ada donatur yang menyumbangkan motor untuk inventaris. Sebulan kemudian, donatur tersebut datang lagi dengan niat ingin menyumbangkan donasi yang lebih besar, yaitu mobil. Tapi, setelah tiba di Pesantren tetiba saja dia mengurungkan niatnya. Kenapa? Karena melihat bahwa pesantren tersebut tidak layak untuk menerima mobil. Kok bisa? Iya, dia melihat motor yang belum lama dikasih, sudah terlihat kusam, rusak, tidak terawat, dan terbengkalai begitu saja.

Hasilnya apa? Yang sebenarnya dalam waktu dekat kapesantren itu akan memiliki mobil, eh,,, semua itu tertunda karena belum pantas untuk mendapatkannya.

Maka kembali lagi ke tema utama. Sesuatu itu butuh kepantasan. Burung walet tidak hinggap di gubuk yang reyot. Walet akan memilih tempat hinggap di tempat yang bagus. Intinya, semua itu butuh modal, butuh pantas agar Walet mau hinggap.

Terkadang kita sibuk melihat orang mendapatkan ini dan itu, membuat kita iri dan kepingin mendapatkan yang orang lain miliki. Namun, kita tidak melihat apa yang telah dilakukan mereka itu sehingga mereka pantas untuk memiliki fasilitas tersebut.

Lionel Messi, pesepakbola berkebangsaan Argentina, digaji Rp. 591 M per tahun. Jika dibuat per bulan, angkanya menjadi Rp. 49 M.  Pertanyaannya, mengapa ada orang dengan gaji sebesar itu? Karena ia masih melanjutkan Latihan secara pribadi saat sesi Latihan Bersama selesai. Menjaga pola makan yang sehat. Menjaga pola istirahat. Konsisten melakukan fitness. Dia melakukan lebih dari yang dilakukan pemain lain sehingga “burung wallet” menghinggapinya.

Sungguh kita sebagai manusia, seringkali lupa akan kemampuan atau kapasitas diri. Pernah nggak kita berdo’a dan Allah belum kabulkan? Lalu kita sedih karena apa yang dipinta tak kunjung didapat. Apa yang diharap jauh dari prediksi. Lantas pernah nggak, kita berpikir tentang pantas atau belum pantas diri ini untuk memiliki apa yang kita pinta? Mungkin ada diantara kita yang meminta cepat naik jabatan, meraih posisi yang lebih terhormat, namun semua itu belum juga terwujud, bisa jadi karena kita belum pantas untuk itu semua. Yuk! pantaskan diri agar apa yang diinginkan segera tercapai.

Mari terus bertumbuh memantaskan diri. Allah akan memberi ketika kita sudah pantas untuk itu. Dengan kerja keras buktikanlah bahwa kita pantas jadi juara di kelas. Kita pantas menjadi guru yang digemari. Kita pantas menjadi pemimpin idaman. Kita pantas mendapat posisi jabatan yang lebih layak.

Ada sebuah kisah tentang tema ini. Seorang donatur ingin menyumbangkan Sebagian hartanya kepada sebuah pesantren. Pada saat yang ditentukan, ia diajak berkunjung untuk melihat dari dekat aktivitas di dalam pesantren. Saat berkeliling, ia mendapati seorang santri yang minum dari air kran (khusus air minum) menggunakan tutup ember. Ia mendapati pemandangan aneh dan merasa itu tidak pantas dilakukan oleh santri. Walaupun bagi santri tersebut itu sudah menjadi hal yang biasa. Sepulang dari kunjungannya, Ia memutuskan untuk menyumbang di pesantren lain. Apa pelajarannya? Lakukanlah yang pantas.

Sekarang jawab pertanyaan saya.

Apa yang harus dilakukan oleh seorang santri agar ia pantas mendapatkan beasiswa ke luar negeri?

Apa yang harus dilakukan oleh seorang guru agar ia pantas mendapatkan hadiah umrah?

Apa yang harus dilakukan oleh seorang anak agar pantas mendapatkan laptop baru dari orang tuanya? Silakan dilanjutkan sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan semisal untuk memudahkan kita mengaplikasikan ilmu kepantasan.

1 KOMENTAR

  1. Masyaa Allah
    Ternyata anugerah Allah berikah karena kepantasan kita menerimanya.
    Jadi ayo layakan diri untuk menerima anugerah Allah yg kita pinta disetiap doa doa kita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini